Kamis, 24 Juli 2008

My dictionary @supercampuz

Biarkan angin pengetahuan menembus liar setiap bagian otakmu,
Menjadikan setiap neuronnya bertanya tentang ini dan itu
Mengungkungi rasa ingin tahumu tentang lautan ilmu yang begitu luas tak terjangkau
Menyingkap tabir setiap kebodohan yang menggila di akhir zaman
Karena kita adalah pembelajar sejati....

Selasa, 22 Juli 2008

it"s complicated

lho, ko jadi aneh?


it's was dizzy, ,,,equilibrum sama kebingungan yang tersendat-sendat....

(apa coba?)

lieur lah pokona mah.....pizz ^_^

Sabtu, 19 Juli 2008

surat cinta (part II)

Jika jiwa-jiwa telah dihamburkan, bertebaranlah di muka bumi

Dan menjadilah angin…..

Biarkan semilirnya menjadi penggerak kapal-kapal dilautan, menjadi penyejuk bagi gersangnya kehidupan

Menjadilah air….

Biarkan pusarannya menjadi pelepas dahaga bagi insan dunia, mengalir tanpa batas, mensucikan tiap noda

Menjadilah tanah….

Biarkan bulir-bulirnya menjadi tempat bernaung bagi manusia

Menjadilah pelangi

Yang tak pernah lelah bercerita tentang kehidupan,

Assalamu’alaikum wr.wb.

Adik-adik teteh yang InsyaAllah dicintai Allah,,,ada banyak rasa yang mungkin banyak terjalin selama kita berinteraksi, mungkin banyak khilaf dalam kata, sikap, yang InsyaAllah mudah-mudahan itu adalah ketaksengajaan, afwan minkum ya untuk semuanya,,, dan maaf juga, Belum banyak ilmu yang bisa teteh sampaikan.. dan jadikan yang sdikit itu terus berarti ya de’. Teruslah menggali ilmu yang dalamnya begitu tak terperi, karena ilmu kita tak ada apa-apanya, sangat sedikit malah ketimbang dunia ini yang begitu luas tak terjangkau, dan1 hal ada jenis banyak manusia di luar sana, (spesiesnya tetap manusia ko^_^) hanya saja beda kepala beda pemikiran, bukan? Tapi dekatkanlah diri kita dengan orang-orang berilmu karena

Jika hati kita tulus berada di dekat orang berilmu, kita akan disinari pancaran pencerahan, Karena seperti halnya kebodohan, kepintaran pun sesungguhnya demikian mudah menjalar”

Dan memang sejatinya, inilah hakikatnya kehidupan. Ada yang datang, kemudian pergi, datang, pergi…. begitulah dinamika kehidupan….

Tapi insyaAllah, yang harus kita sadari betul bahwa kita sama-sama sedang meniti jalan ke Syurga, kita adalah kumpulan persaudaraan cahaya dan api, air dan hujan, malam dan bintang, yang semuanya sama-sama bermuara untuk meraih RidhoNya. Mudah-mudahan (kita senantiasa berdoa) agar kelak kita reuni di Syurga ya? .Aamin Allahumma aamin……

Tetap berjuang, dimanapun kita berada, ingatlahAllah selalu dalam setiap kesulitan, dalam duka juga dalam suka. Teteh yakin, ke depan banyak sekali hal-hal menihil yang terkadang menyurutkan kita untuk tetap istiqomah dalam dakwah, tapi sekali lagi yakin Allah ma ana (Allah bersama kita). Kita dilahirkan bukan untuk menjadi “kita yang tak berarti untuk ummat”, tapi jadilah kita yang berarti bagi dien, Allah, juga bangsa ini. Walaupun itu cuma sebatas noktah. Aamin, tetap istiqomah ya ukhtiii….

Terakhir, humm… ada banyak cinta yang ingin terungkap, merekah-rekah,,, dan membuncah ingin terkatakan bahwa…. teteh mencintai kalian, I love you ukhtii coz Allah…, kalian adalah lapisan-lapisan pelangi terindah yang pernah diciptakan Allah. Tetap istiqomah, tetap istiqomah, berprestasilah, tebarkan tinta-tinta emasmu!

“Bermimpilah, maka berkaryalah! dan Allah akan mengalir, mendiaspora di setiap urat nadi mimpi-mimpimu.”

Serang, 4 Juli 2008

With Love

Teh Pipit

dedicate to my lovely sisters...., smunsa serang 08 (now @ UI, UGM, UNJ, UPI, dst)


Jumat, 18 Juli 2008

lagi bete ya Allah...., bantu hamba
hikz hikz hikz... T_T

Selasa, 08 Juli 2008

Menggemukan Kapasitas Aset Amal Siyasi Muslimah


Beberapa waktu yang lalu, saya pernah membaca artikel tentang “kecerdasan perempuan” kurang lebih isinya itu mengatakan bahwa pada dasrnya kecerdasan perempuan itu berada di bawah kecerdasan laki-laki. Ini sudah dibuktikan dengan riset secara genetikanya. Kalau saya cermati, mungkin ini agak berkorelasi juga dengan pernyataan bahwa laki-laki menggunakan 99% logika dan 1 % nya perasaan sedangkan perempuan menggunakan 99% perasaannya selebihnya logika. Itu sebabnya kenapa kaum hawa lebih mudah menggunakan air matanya ketimbang pemikirannnya.

Secara sadar, saya akui ini benar. Tetapi bukan berarti kebenaran ini tak terbantahkan. Karena memang faktanya, manusia itu hanya menggunakan beberapa persen saja tingkat kecerdasan otaknya (3-4%), terlebih lagi kita ketahui bersama bahwa banyak perempuan-perempuan yang menjadi sangat luar biasa di bidangnya masing-masing. Manjadi peneliti, diplomat, guru,politisi, dosen, dst. Ini tak lain karena kapasitas individu yang dimilikinya. Walaupun secara kodrati hukum islam strata perempuan memang di bawah kaum adam. Ini yang harus kita sadari bersama, biar tidak latah terjebak dengan isu-isu feminisme yang ngawur.

Maka dari itu, lebih jauh saya mengajak kaum muslimah untuk sadar diri sepenuhnya akan aset diri yang kita miliki, agar ke depan dimana saat ini, ketika kita sedang berjalan di mihwar siyasi, jaman yang serba keterbukaan, eranya partai. Peran-peran startegis kaum muslimah harus kita kelola betul. Karena muslimah punya aset itu, hanya saja bagaimana kita mengakapitalisasinya menjadi sebuah aset itu tergantung bagaimana individunya.

Memang, seberapa hebatnya seorang perempuan, di rumah perannya tetaplah seorang istri yang taat pada suami, ibu “terbaik” bagi anak-anaknya, teladan bagi seluruh penghuni rumahnya. Ini suatu konsep yang harus menjadi dasar pemikiran kita bersama, ini sudah harus menjadi mind set berfikir bahwasanya bagaimana seorang muslimah sukses di rumah tangga juga sukses dalam dakwahnya.

Karena1 hal yang teramat penting, dunia dakwah hari-hari ini menunggu peran nyata kaum Muslimah dalam mengurusi masalah mereka, dari masalah moral, pendidikan, sosial, kebudayaan, hingga masalah politik yang secara detail tidak bisa diurus, kecuali oleh kaum Muslimah sendiri. Ini yang kita sebut integrasi politik dan dakwah. Afiliasi kita, tentang konsep dasar dakwah, wawasan ke-ilmuan dan kecakapan, sejarah dakwah kaum Muslimah tempo dulu, hingga kajian persoalan kontemporer kaum perempuan. Semua ini menegaskan bahwa para daiyah Muslimah dituntut untuk segera terjun ke medan dakwah agar umat tidak semakin jauh dari agamanya. Namun sayangnya terkadang karena kesibukan seorang perempuan(muslimah) dalam aktifitas ”kerumahtanggan” membuat kita sanagat minim berkontribusi terhadap dakwah, itu sebabnya ada stigma di kalangan ikhwah, bahwa jika ada akhwat yang pemikirannya ”bagus” ketika belum menikah. Lantas ketika 10 tahun kemudian ketika sudah menikah diajak ngomong politik dengan suaminya, gak nyambung. Atau lebih parah lagi, akhwat2 yang sekarang belum mengurusi rumah tangga saja, ketika diajak berdiskusi memikirkan umat sudah ogah-ogahan, gimana nanti ketika sudah punya anak?. Astagfirullahaladzim....

Akhwat wa Ummahati fillah...

Kemampuan kita, tsaqofah kita, pemahaman kita dalam dakwah,dalam tarbiyah ini adalah hal yang utama ketika kita menapaki jalan dakwah ini, dan kemamapuan itu tidak akan pernah bisa berkembang kalau kita sendiri tidak berusaha memompanya sehingga menjadi gemuklah pemahaman kita, wawasan kita tidak meningkat. Kualitas ini diimbangi dengan apa-apa yang keluar dari mulut kita, karena ”makanan yang masuk” dengan apa-apa yang keluar dari mulut kita sangat berkorelasi. Harus kita fahami bersama bahwasanya jumlah massa kaum perempuan sangatlah lebih banyak ketimbang kaum adam. Pun demikian dengan dakwah kita, kuantitas akhwat kita sangat lebih banyak. Ketimbang kader ikhwan. Artinya basis penyokong dakwah kita yang utama secara kuantitas adalah muslimah, Seharusnya, ”idealnya” kuantitas yang banyak ini diimbangi dengan kualitas yang mumpuni. Terlebih sekarang ketika kita memasuki "era saat ini" Kita harus bisa mengakapitalisasi kita sebagai daiyah. menggemukan aset kita sebagai muslimah untuk pemenangan dakwah.

Jadi penempatan posisi kita dalam entitas dakwah amal siyasi adalah yang pertama, peningkatan tsaqofah dahulu. Banyak hal yang bisa dilakukan misalnya dengan banyak membaca, diskusi, mengikuti kajian2,up to date sama perkembangan berita dunia (melek dunia), dan tarbiyah (pendidikan) itulah inti utamanya. Sumber peningkatan tsaqofah kita yang utama adalah tarbiyah.. Kemudian yang kedua, tuntutan dakwahnya adalah ma’rifah medan dakwah, harus di mind set di frame berfikir kita, bahwa kerja kita adalah kerja besar, kita tidak diajarkan untuk menjadi sekedar penuntut, problem speaker tanpa pernah tahu apa yang harus diperbuat, So, jadilah problem solver terhadap permasalahan ummat, permasalahan dakwah dan negara.

Kemudian saya kerucutkan kembali mengenai peran muslimah di daerah masing-masing. di dalam negaranya. Islam adalah Dinun wa Daulah, agama dan Negara. Bagaimana kita menyatukan agama dan negara adalah dengan kita ikut berpartisipasi di dalamnya. Maka Jadilah bagian dari problem solver masalah Ummat itu Ukhtii...

Dan satu yang pasti ukhtii, kemampuan kita yang menentukan adalah kitanya sendiri, maka dari itu kita dituntut untuk meng up grade kemampuan siyasi kita tanpa keluar dari jalur-jalur syari yang manhaji. Allahu’alam Bisshowab..



Disampaikan di SDIT Ibadurrahman Ciruas Banten, 6 Juli 2008
(with editing)



Mendidik Anak Ala Rasulullah

Pakar-pakar pendidikan di Indonesia menilai bahwa salah satu sebab utama kegagalan pendidikan kita karena para pendidiknya yang gagal. Padahal, salah satu syarat mutlak untuk keberhasilan pendidikan adalah dipilihnya pendidik yang baik. Nah, Rasulullah adalah suri tauladan yang terbaik, karenanya mari kita berkaca dari sepercik cara mendidik anak ala beliau. Memang salah satu syarat mutlak untuk keberhasilan pendidikan adalah dipilihnya pendidik yang baik, yang sebelumnya perlu dididik

pula. Sebenarnya kalau melihat ke sejarah Nabi, problema ini baru terselesaikan karena Allah Swt. turun tangan.

Anak didik dibentuk oleh empat faktor. Pertama, ayah yang berperan utama dalam

membentuk kepribadian anak. Bahkan, dalam Al-Quran hampir semua ayat yang

berbicara tentang pendidikan anak, yang berperan adalah ayah. Kedua, yang membentuk kepribadiannya juga adalah ibu; ketiga, apa yang dibacanya (ilmu); dan keempat, lingkungan. Kalau ini baik, anak bisa baik, juga sebaliknya. Begitu pula baik-buruk kadar pendidikan kita.

Empat faktor ini belum tentu semuanya terwujud. Ketika Allah Swt. menetapkan bahwa

Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya, maka yang membentuk kepribadiannya adalah

Allah Swt. Sebab, bila diserahkan kepada masyarakat atau keluarga, maka ia tidak akan sempurna, bisa jadi keliru. Dalam hal ini, Tuhan yang melakukan, sedangkan masyarakat atau keluarga diberi peranan yang sangat sedikit. Itu sebabnya bila telah selesai peranan ayah, maka dia diambil-Nya meninggal dunia. Ini karena Tuhan tidak mau beliau dididik bapaknya. Begitu lahir dibawa ke desa dan ketika usia remaja baru ketemu ibunya. Namun, ibunya pun kemudian diambil-Nya. Dalam hal ini, Allah Swt. ingin mendidik langsung beliau untuk menjadi pendidik, yakni figur yang diteladani bagaimana seharusnya mendidik. Itu sebabnya beliau bersabda, Addabanî Rabbî fa Ahsana Ta'dîbi

("Yang mendidik saya itu adalah Tuhan"). Juga, Bu'itstu Mu'alliman ("Saya diutus-Nya menjadi pengajar, pendidik").

Kita ambil beberapa inti dari kisah hidup Rasulullah Saw.Beliau bersabda, "Bila ingin anak yang membawa namamu itu tumbuh berkembang dengan baik, maka pilih-pilihlah tempat kamu meletakkan spermamu, karena gen itu menurun". Jadi, sebelum anak lahir kita harus memilih hal yang baik, karena gen ini mempengaruhi keturunan. Pakar pendidikan mengakui bahwa ada faktor genetik dan pendidikan. Walaupun mereka berbeda pendapat yang mana lebih dominan, namun yang jelas keduanya punya pengaruh. Lalu, apa yang perlu diperankan orang tua sekarang? .

Pertama, satu hal yang perlu digarisbawahi, begitu seorang anak lahir, Islam mengajarkan untuk diadzankan. Walaupun anak itu belum mendengar dan melihat, tapi ini memiliki makna psiko-keagamaan pada pertumbuhan jiwanya. Anak yang baru beberapa hari lahir, kalau ia ketawa, anda jangan menduga bahwa ia ketawa karena atau dengan ibunya, tapi karena ia merasakan kehadiran seseorang. Para pakar mengatakan demikian, karena ada orang yang lahir buta tetap tersenyum saat ibu mendekatinya. Jadi, seorang bayi memiliki rasa pada saat mendengar adzan, juga memiliki jiwa yang bisa berhubungan dengan sekelilingnya. Karena itu, adzan menjadi kalimat pertama yang diucapkan kepadanya. Dan, karena saat membacakan adzan seorang muadzin berhubungan dengan Tuhan, maka inilah yang memberikan dampak bagi perkembangan anak ke depan.

Kedua, sampai umur tujuh hari, kelahiran anak perlu disyukuri ('aqiqah). Kalau begitu, jangan sampai terbetik dalam pikiran ibu/bapak merasa tidak mau atau tidak membutuhkannya, karena saat itu sang anak sudah punya perasaan dan harus disambut dengan penuh syukur ('aqiqah). Misal, ada orang yang mengharapkan anak laki-laki, namun kemudian lahir anak perempuan, akhirnya ia kecewa serta tidak menerima dan menyukurinya. Semestinya perlu disyukuri, baik laki-laki maupun perempuan.

Ketiga, setelah 'aqiqah, sang anak baru diberi nama yang terbaik karena dalam hadis disebutkan, "Di hari kemudian nanti orang-orang itu akan dipanggil dengan namanya". Dalam hadis lain dijelaskan, "Nama itu adalah doa dan nama itu bisa membawa

pada sifat anak kemudian". Jadi, jika anda memiliki anak pilihlah nama yang baik untuknya.

Nabi Saw. dipilihkan oleh Allah semua nama yang baik dan sesuai, karena ia adalah doa

bagi yang menyandangnya. Misal, Nabi memiliki ibu bernama Aminah (yang memberi rasa aman) dan ayahnya Abdullah (hamba Allah). Yang membantu

melahirkan Nabi namanya As-Syaffa (yang memberikan kesehatan dan

kesempurnaan). Yang menyusuinya adalah Halimah (perempuan yang lapang

dada), jadi Nabi dibesarkan oleh kelapangan dada. Anjuran untuk memilih nama

yang mengandung doa juga dimaksudkan agar jangan sampai menimbulkan rasa rendah

diri pada sang anak.

Keempat, hal yang paling pokok adalah mendidik anak bagi Nabi Saw. adalah menumbuhkembangkan kepribadian sang anak dengan memberikan kehormatan

kepadanya, sehingga beliau sangat menghormati anak-cucunya. Bila memang sejak kecil ia sudah memiliki perasaan, maka jangan sampai ada perlakuan yang menjadikannya merasa terhina. Allah merahmati seseorang yang membantu anaknya untuk berbakti kepada orang tuanya. Nabi Saw. pernah ditanya, "Bagaimana seseorang membantu anaknya supaya ia berbakti?", Nabi berkata: "Janganlah ia dibebani (hal) yang melebihi kemampuannya, memakinya, menakut-nakutinya, dan menghinanya".

Ada cerita yang sangat berharga yang pernah penulis baca tentang kehidupan rumah tangga Imam Syahid Hasan Al-Banna, beliau memiliki 6 orang anak dan Allah menakdirkan ke enam anaknya memiliki pribadi sukses juga berhasil di kehidupan duniawinya. Ternyata ketika mengintip cara mendidik yang diterapkan Hasan Al Banna beliau sangat menerapkan pola pengajaran yang diajarkan Rasulullah, hampir bisa dikatakan jarang sekali menghardik, memarahi anak, apalagi murka. Yang lebih dominan adalah menghargai si anak, memberi perhatian yang lebih, dan memberi energi positif, cinta yang tulus. Memarahi anak adaah dengan cara yang ahsan (baik) dan itupun untuk tujuan mendidik, juga seperti yang dicontohkan Rasulullah saw.

Ada sebuah riwayat, seorang anak lelaki digendong oleh Nabi dan anak itu pipis, lantas ibunya langsung merebut anaknya itu dengan kasar. Nabi kemudian bersabda, "Hai, bajuku ini bisa dibersihkan oleh air, tetapi hati seorang anak siapa yang bisa membersihkan". Riwayat lain menyebutkan bahwa Nabi berkata "Jangan, biarkan ia kencing". Dari hal ini, muncul ketentuan, bila anak laki-laki kencing cukup dibasuh, sedangkan bila anak perempuan dicuci dengan sabun. Riwayat ini memberi pelajaran bahwa sikap kasar terhadap seorang anak dapat mempengaruhi jiwanya sampai kelak ia dewasa.

Namun di sisi lain, ada satu hal di mana Nabi sangat hati-hati dalam persoalan anak. Ketika Nabi lagi di masjid, ada orang yang kirim kurma, kemudian cucunya datang dan mengambil sebuah kurma lalu dimakannya. Nabi bertanya kepada ibunya, "Ini anak tadi mengambil kurma dari mana?" Sampai akhirnya, dipanggilnya Sayidina Hasan dan dicongkel kurma dari mulutnya. Ini maknanya apa? Nabi tidak mau anak cucunya itu memakan sesuatu yang haram, walaupun ia masih kecil dan tidak ada dosa baginya, karena itu akan memberikan pengaruh kepadanya kelak ia besar.


Berikut panduan / cara Rasulullah Mendidik Anak
I.Panduan dasar untuk orangtua dan pendidik.
”Banyak orang tidak menyadari kalau anak adalah salah satu pemimpin umat. Hanya karena masih tertutup dengan baju anak. Seandainya apa yang ada dibalik bajunya dibukakan kepada kita, niscaya kita akan melihat mereka layak disejajarkan dengan para pemimpin. Akan tetapi, sunnatullah menghendaki agar tabir itu disibak sedikit demi sedikit melalui pendidikan. Namun, tidak semua pendidikan berhasil kecuali dengan strategi matang dan berkelanjutan. ( Syaikh Muhammad Al Khidr Husein )
1.Keteladanan
Rasulullah bersabda “ Barangsiapa berkata kepada anaknya, ‘ kemarilah! ( nanti kuberi )’ kemudian tidak diberi maka ia adalah pembohong ” ( HR. Ahmad dari Abu Hurairah )
2.Memilih waktu yang tepat untuk menasehati.
Ada 3 pilihan waktu yang dicontohkan Rasul ; saat berjalan-jalan di atas kendaraan, waktu makan dan waktu anak sakit.
3.Bersikap adil dan tidak pilih kasih
4.Memenuhi hak-hak anak
5.Menghargai nasehat dan kebenaran meskipun dari anak kecil.
6.Mendo’akan anak.
7.Membelikan permainan
8.Membantu anak agar berbakti dan taat.
9.Tidak banyak mencela dan memaki.

II.Membangun dan membina Aqidah anak.
1.Mentalqinkan kalimat Tauhid pada anak.
2.Cinta kepada Allah, merasa diawasi dan beriman kepada Qodho’ & Qodar
3.Mencintai Rasulullah, keluarga dan sahabatnya.
4.Mengajarkan Al-Qur’an kepada anak.
5.Mendidik keteguhan aqidahnya.

III.Membentuk intelektualitas pada anak
1.Menanamkan kecintaan mencari ilmu dan adabnya.
2.Membimbing anak untuk menghafal Al-Qur’an dan hadits.
3.Memilihkan anak, guru yang shalih.
4.Mendidik anak tera,pil bahasa asing.
5.Mengarahkan sesuai dengan bakat dan kecenderungannya.
6.Membuat perpustakaan di rumah.

Sifat-sifat Pendidik Sukses
a.Penyabar dan tidak pemarah
b.Lemah lembut dan menghindari kekerasan
c.Hatinya penuh dengan kasih sayang
d.Memilih yang termudah di antara dua perkara
e.Fleksibel
f.Tidak emosional
g.Bersikap moderat dan seimbang
h.Ada senjang waktu dalam memberi nasehat.

Maraji : Tahapan Mendidik Anak ( Jamal Abdur Rahman) .

Cinta di rumah Hasan Al-Banna (M. Lili Nur Aulia)

Mendidik anak cara Rasulullah, M. Quraish Shihab (http://www.psq.or.id)

Jumat, 04 Juli 2008

Bidadari syurga itu.....

“Mereka ingin menjemput bidadari-bidadari sebagai pendamping mereka, tapi sadarkah bahwa salah satu bidadari itu adalah dirimu….

Kepakan sayapmu dalam dakwah, jangan mengatup hingga kepakannya menyentuh taman syurga…..”

Keep Istiqomah my Sister!i love you coz Allah ukhti

Begitulah salah 1 isi pesan dari seorang sahabat saya ketika hari wisudaku, kurang lebih setahun yang lalu. Aku kembali menekuri pesan itu, karena kebetulan, aku sedang mentadaburi ayat Al-quran berkenaan dengan “si pemilik mata bening, bekulit kristal itu”

Jika membayangkan rupa fisiknya yang aduhai, hatinya yang lembut, senyum yang tulus merekah lebih manis dari gula-agula aren, siapapun pasti ingin berkumpul bersama mereka di kehidupan abadi kita kelak. Bagi kaum adam pasti berharap ingin memiliki salah 1 nya, dan bagi kaum hawa tentunya berharap menjadi salah satu bagian dari mereka. Ya, sama halnya dengan saya, spontan mulut dan hatiku mengamini pesan itu ketika membacanya, walaupun di sudut hatiku yang lain, aku tertunduk malu. Berharap pada hal yang paradoks, terkadang manusia memang sungguh naïf (khususnya saya) berharap bisa bersanding dengan mereka,

Bidadari-bidadari,

Yang kerling mata beningnya mengajakku ikut tertunduk, beristighfar atas khilafnya mata yang sering melihat yang bukan haknya.

Yang kulit putihnya bercahaya memancarkan pesona hakiki menuntunku agar senantiasa menjaga diri

Yang senyum tulusnya menggentarkan seluruh ummat mengajakku untuk selalu tulus beramal

Yang hatinya bersinar bak berlian putih tak ternoda mengisyaratkan hati&mulutku untuk selalu berdzikir padaMu

Duhai Allah…….

Pantaskah diri ini, berharap bisa berkumpul dengan mereka di JannahMu kelak?

Sungguh, sungguh malu rasanya memang,,, berharap pun aku tak pantas menjadi Bidadari SyurgaMu. Atas khilaf yang lagi dan lagi terulangi, atas amal yang mungkin jauh dari Ridhomu,

Illahi…..tuntun hamba, ingatkan selalu untuk senatiasa menjaga diri, meng up grade kualitas diri, meningkatkan keimanan dan senantiasa dilembutkan hatinya.

Jadikan hamba penghuni syurgaMu yang tertinggi, menjadi bagian dari si pemilik mata bening,berkulit kristal selembut sutera itu. Aamin Allahumma aamin….

Diorama hati

Pesonanya meruntuhkan pertahanan IZZAH

Terkadang menghembuskan angin kerinduan

Mengisyarakan harap di setiap bait-bait doa yang terjuntai

Entah bermula dari mana awalnya…..

1001 cara berusaha menampikkan semuanya

Ingin kuacuhkan, kubiarkan ia menjadi telaga kering tak bernyawa

Karena aku hanya ingin berkata

“Bahwa aku begitu mencintaiMU Illahi…”

Karena ku yakin tak ada apapun yang bisa menggantikanMu

Ampuni Rabb…

Untuk setiap khilaf hati, yang ternyata kuulangi dan kuulangi,

akan kubiarkan ia pergi bersama angin, bersama hujan dan bersama hilangnya gulita

Illahi,,,,Sungguh hanya Engkaulah Penyokong sejatiku